Rabu, 07 Maret 2018

Angkasa


Melalui puisi perasaanmu akan lebih baik. Entah kesedihan yang kemudian perlahan reda dan tentang ketidakpastian atau yang paling kusuka tentang rindu yang seangkasa.Semua bagaikan tersalur lewat puisi-puisi Andi Gunawan yang menawan. Fav book all the time :)  



🌻🌻🌻🌻🌻🌻                                    🌻🌻🌻🌻🌻🌻                                    🌻🌻🌻🌻🌻🌻                              ðŸŒ»ðŸŒ»ðŸŒ»ðŸŒ»ðŸŒ»ðŸŒ»

Balada, Pohon Mangga Broken Vow

Aku tahu apa yang terjadi. Pada mulanya, namaku yang selalu kausebut-sebut saat malam mulai tinggi tapi kantuk belum juga menggantung di matamu. Pada mulanya, potretku yang selalu kautatap lekat-lekat saat kerinduan bertamu ke dadamu sebab hujan deras sekali; jalanan macet sekali; pekerjaan banyak sekali mengurungkut. Pada mulanya, akulah tujuan pulangmu setelah bepergian ke mana saja: ke taman kota, ke kampung halaman, ke tempat-tempat asing yang membuatmu penasaran. 

2
Aku tahu apa yang terjadi. Hari itu, telingamu merapat sedikit demi sedikit sebab mereka mesti membagi dengar kalimatku dengan kalimatnya. Hari itu, kedua bibirmu lebih sering mengatup untuk mereka butuh istirahat; sebab ada bibir lain yang menunggunya mekar entah di mana. Hari itu, matamu menjadi bohlam remang sebab aliran listrik dari mataku melemah; sebab mereka telah menemukan pembangkit listrik yang lain: matanya. Hari itu, aku bersiap pohon mangga yang buahnya begitu menggoda tetangga untuk dipetik. Kau telah dipetik dari dadaku yang kemarau. Siapa namanya?

3
Aku tahu apa yang terjadi. Hari ini, aku menjadi berhenti bertanya mengapa kepada ibu guru sebab jawaban dari segalanya telah bermukim di hatiku: sebab jawaban tak melulu bisa mengubah sejarah; Sebab jawaban tak akan mengembalikan mangga ke pohonnya.



Hari ini, kau menjadi layang-layang dan dialah pengendali benangnya sebab keseimbanganku telah patah; sebab angin di atas kepalaku telah jadi angan dan tak bisa menyulap dirinya sendiri menjadi ingin.Hari ini, aku masih menjadi pohon mangga yang ingin sekali dengan tabah memeluk tubuhnya sendiri di tengah ladang kering sembari menunggu m datang dan berbaik hati menyiramiku seember air lalu bertanya: siapa namamu?

2012



kangen
Cangkir pertama ialah pertanda
ia bukan yang terakhir
sebab mengingatMu mirip takdir
tak pernah sederhana.

2012


Aku Ingin Segera Pulang
saat tak ada lagi dendangan Ibi sebelum lelapku
saat hukan ,emghalangiku menemuimu
saat menu terbaik tersaji,
aku dan lilin saja di meja makan

2010


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dan masih banyak lagi

Rabu, 07 Februari 2018

Review Novel "Someday" Winna Efendi


Identitas Buku

Judul                     :  Someday
Penulis                  :  Winna Efendi
Penerbit                :  GagasMedia
Kota Terbit           :  Jakarta
Tahun terbit          :  2017
Deskripsi Fisik     : 400 hlm; 13 x 19 cm
ISBN                     : 978-979-780-887-7


Kepada pembaca, 

Cerita ini tentang seorang perempuan muda yang sederhana, dengan mimpi besar dan harapan yang besar pula. Berperawakan tomboi, dengan penampilan yang biasa saja. Dengan kehadirannya dia membawa kesepian, dan meskipun bersikeras tidak percaya pada cinta, ia menyimpan keinginan yang besar untuk menemukan sesuatu, atau seseorang, yang membuktikan sebaliknya. 


l find a little bit of everyone of us in her. Ini adalah kisahnya dalam mencari, menemukan, juga merasakan kehilangan. Namun lebih dari itu semua, ini adalah ceritanya dalam menemukan jati diri, serta apa yang benar-benar diinginkannya. Bahwa tidak semua yang kita harapkan dapat berjalan sesuai keinginan. Bahwa terkadang, kita jatuh dan terluka. Terkadang kita menempatkan hati pada orang yang salah. 


But it's okay: maybe not today but someday. 
Lewat sekeping ceritanya, saya ingin percaya bahwa suatu hari semuanya akan baik-baik saja.


Salam, 

WINNA EFENDI.